A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya
alamyang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam
non-hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber daya
non-hayati.Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam baik
dari segikualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada umumnya
tersebar secaratidak merata di dalam kulit bumi. Sumber daya mineral tersebut
antara lain: minyak bumi, emas, batu bara,perak,timah,dan lain-lain.
Sumber daya itu diambil dandimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia.Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional,oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan
rakyat denganmemperhatikan kelestarian hidup sekitar. Salah satu kegiatan dalam
memanfaatkansumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian, tetapi
kegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama perusahaannya,bentang
alam,berubahnyaestetika lingkungan,habitat flora dan fauna menjadi rusak,
penurunan kualitas tanah,penurunan kualitas air atau penurunan permukaan air
tanah, timbulnya debu dankebisingan.Sumber daya mineral yang berupa endapan
bahan galian memiliki sifat khususdibandingkan dengan sumber daya lain yaitu
biasanya disebut wasting assets ataudiusahakan ditambang, maka bahan galian
tersebut tidak akan “tumbuh” atau tidak dapat diperbaharui kembali. Dengan
kata lain industri pertambangan merupakan industridasar tanpa daur, oleh karena
itu di dalam mengusahakan industri pertambangan akanselalu berhadapan dengan
sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis, jumlahmaupun mutu materialnya.
Keterbatasan tersebut ditambah lagi dengan usahameningkatkan keselamatan kerja
serta menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.Dengan demikian dalam
mengelola sumberdaya mineral diperlukan penerapan sistempenambangan yang sesuai
dan tepat, baik ditinjau dari segi teknik maupun ekonomis,agar perolehannya
dapat optimal (Prodjosoemanto, 2006 dalam Ahyani, 2011).
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan
pemerintahIndonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa
industripertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota
merupakansumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan
suatukegiatan yang meliputi: Eksplorasi, eksploitasi, pengolahan pemurnian, pengangkutanmineral/bahan
tambang. Industri pertambangan selain mendatangkan devisa danmenyedot lapangan kerja juga rawan terhadap
pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang mengundang
sorotan masyarakat sekitarnya karenapengrusakan lingkungan, apalagi penambangan
emas tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa
penambang karena keterbatasan pengetahuan sipenambang dan juga karena tidak
adanya pengawasan dari dinas instansi terkait(Yudhistira, 2008 dalam Ahyani
2011).Seperti juga perusahaan pertambangan raksasa, masyarakat yang menambang
ini juga dituding sebagai sumber terjadinya degradasi lingkungan. Meskipun
dianggaptermasuk sebagai pemicu peristiwa degradasi lingkungan, ancaman yang
paling seriusdari mereka ternyata adalah adanya pencemaran merkuri. Pencemaran
ini terjadi sebagaiakibat para penambang (dalam hal ini adalah penambang emas
primer) tersebutmenggunakan merkuri dalam usaha memisahkan emas dari material
pembawanya.Selanjutnya merkuri yang tercampur dengan dengan air buangan
kemudian mencemari air tanah dan sungai.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan
Pertambangan
2. Cara Pengelola Pembangunan
Pertambangan
3. Permasalahan Pencernaan dari
Penyakit-Penyakit yang Timbul Akibat Pertambangan
4. Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan
Industri
5. Kemungkinan Keracunan Bahan Logam/Metaloid
Pada Industrialisasi
6. Kemungkinan Keracunan Bahan Organis
Pada Industrialisasi
7. Upaya Perlindungan Masyarakat
Sekitar Perusahaan Industri
8. Analisa Dampak Lingkungan Terhadap
Pembangunan Industri, Pertumbuhan Ekonomi dari Lingkungan Hidup
C. Tujuan Masalah
Dunia industri pertambangan pada dasarnya sangatlah diminati oleh kalangan
masyrakat untuk terjun langsung dalam perindustrian pertambangan. Oleh karena
itu, lingkungan pertambangan ini mempunyai beberapa tujuan dalam pengembangan
sehingga lingkungan pertambangan dikatakan dunia perindustrian yang mendunia.
Adapun tujuan dari penelitian lingkungan pertambangan ini ialah
Untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya
kehutanan, pertambangan dan energi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
BAB II
ANALISIS
A.
Masalah
Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan
Masalah-masalah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat
dijelaskan dalam berbagai macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam
pembangunan lahan pertambangan:
1) Menurut jenis yang dihasilkan di
Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi, logam-logam
mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air
raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara,
batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.
2) Pembangunan dan pengelolaan
pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan bahan bakar serta
dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang
menyeluruh.
3) Pengembangan dan pemanfaatan
energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor maupun penggunaan
sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis
dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya
terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu
adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air,
tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
4) Pencemaran lingkungan sebagai
akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor
fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih dari pada
diluar pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang mempunyai
pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya
pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara,
pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran
udara setempat.
5) Melihat ruang lingkup
pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan,
eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit
bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan
tambang yang mengakibatkan gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya
perhatian dan pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan
keseimbangan ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk pembangunan ini
dapat dipertahankan kelestariannya.
6) Dalam pertambangan dan
pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi, produksi,
pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari
bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh
bahan-bahan minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran
akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara pada
proses pemurnian dan pengolahan.
Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia
terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi ; logam – logam mineral
antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi,
belerang, dan lain-lain dan bahan – bahan organik seperti batubara, batu-batu
berharga seperti intan, dan lain- lain.
Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu
diserasikan dengan bidang energi dan bahan bakar serta dengan pengolahan
wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang menyeluruh.
Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara
bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam
negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang.
Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya terus
meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya
pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga
air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.
Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan
pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor
biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih daripada diluar
pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang mempunyai
pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya
pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara,
pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran
udara setempat.
Suatu pertambangan yang lokasinya jauh dari
masyarakat atau daerah industri bila dilihat dari sudut pencemaran lingkungan
lebih menguntungkan daripada bila berada dekat dengan permukiman masyarakat
umum atau daerah industri. Selain itu jenis suatu tambang juga menentukan jenis
dan bahaya yang bisa timbul pada lingkungan. Akibat pencemaran pertambangan
batu bara akan berbeda dengan pencemaran pertambangan mangan atau pertambangan
gas dan minyak bumi. Keracunan mangan akibat menghirup debu mangan akan
menimbulkan gejala sukar tidur, nyeri dan kejang – kejang otot, ada gerakan
tubuh diluar kesadaran, kadang-kadang ada gangguan bicara dan impotensi.
Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan
yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber
energi dan mineral serta penelitian deposit bahan galian, pengolahan hasil
tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang mengakibatkan gangguan
pad lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya
pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor yang
sangat vital untuk pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.
Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi
misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi, produksi, pemurnian, pengolahan,
pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari bahaya seperti bahaya
kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang
mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan
bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/ uap-uap ke udara pada proses pemurnian
dan pengolahan.
Dalam rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran
lingkungan dan gangguan keseimbangan ekosistem baik itu berada di lingkungan
pertambangan ataupun berada diluar lingkungan pertambangan, maka perlu adanya
pengawasan lingkungan terhadap :
1. Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.
2. Kecelakaan pertambangan.
3. Penyehatan lingkungan pertambangan.
4. Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin
timbul.
B. Cara Pengelolaan Pembangunan
Pertambangan
Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan
semaksimal mungkin untuk tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan
evaluasi yang terintegrasi dari para alhi agar menimbulkan keuntungan yang
besar dengan sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis. Penggunaan
ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan
mutu hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas
pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih
luas.
Segala pengaruh sekunder pada ekosistem
baik local maupun secara lebih luas perlu dipertimbangkan dalam proses
perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga segala
kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi,
sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam
pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan
dan penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa
generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan
ini.
C. Permasalahan
Pencernaan Dari Penyakit-Penyakit yang Timbul Akibat Pertambangan
Usaha pertambangan memang sangat berperan
penting bagi jaman sekarang. Soalnya semua kehidupan di bumi ini menggunakan
bahan-bahan yang berasal dari pertambangan. Contohnya:
a.
Biji besi digunakan sebagai bahan dasar membuat alat-alat rumah
tangga, mobil, motor, dll
b.
Alumunium digunakan sebagai bahan dasar membuat pesawat
c.
Emas digunakan untuk membuat kalung, anting, cincin
d. Tembaga digunakan sebagai bahan dasar membuat kabel
e.
Masih banyak lagi seperti perak, baja, nikel, batu
bara,timah,pasir kaca, dll.
Seperti yang dikatakan bahwa dimana ada suatu aktivitas
pasti disitu ada kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan di pertambangan
yaitu:
1.
Pembukaan lahan secara luas dalam masalah ini biasanya
investor membuka lahan besar-besaran, ini menimbulkan pembabatan hutan di area
tersebut. Di takutkan apabila area ini terjadi longsor banyak memakan korban
jiwa.
2.
Menipisnya SDA yang tidak bisa diperbarui. Hasil petambangan
merupakan Sumber Daya yang Tidak Dapat diperbarui lagi. Ini menjadi kendala
untuk masa-masa yang akan datang.
3.
Masyarakat dipinggir area pertambangan menjadi tidak
nyaman. Biasanya pertambangan membutuhkan alat-alat besar yang dapat
memecahkan telinga. Dan biasanya kendaraan berlalu-lalang melewati jalanan
warga. Dan terkadang warga menjadi kesal.
4.
Pembuangan limbah pertambangan yang tidak sesuai
tempatnya. Dari sepenggetahuan saya bahwa ke banyakan pertambangan banyak
membuang limbahnya tidak sesuai tempatnya. Biasanya mereka membuangnya di kali,
sungai, ataupun laut. Limbah tersebut tak jarang dari sedikit tempat
pertambangan belum di filter. Hal ini mengakibatkan rusaknya di sector
perairan.
5.
Pencemaran udara atau polusi udara. Di saat pertambangan
memerlukan api untuk meleburkan bahan mentah, biasanya penambang tidak
memperhatikan asap yang di buang ke udara. Hal ini mengakibatkan rusaknya
lapisan ozon.
D. Masalah
Lingkungan dalam Pembangunan Industri
Lingkungan merupakan suatu topik yang tidak akan
pernah mati untuk dibahas. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik
yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya,
mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, cahaya dan bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, cahaya dan bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Kita sebagai salah satu makhluk hidup di dunia tidak
akan bisa terpisah dari lingkungan. Lingkungan ini banyak di manfaatkan oleh
seluruh makhluk hidup, salah satunya oleh manusia contohnya lingkungan di
jadikan kerabat untuk melakukan kegiatan pembangunan industri.
Namun, dibalik semua kegiatan pembangunan industri terdapat banyak masalah yang harus di tindak lanjuti. Misalnya saja pencemaran lingkungan sebagai dampak dari proses pertambangan yang umumnya disebabkan oleh bahan yang berupa bahan kimia, fisika dan biologi. Pencemaran ini biasanya terjadi di dalam dan di luar pertambangan yang dapat berbeda antara satu jenis pertambangan dengan jenis pertambangan lainnya. Contoh pertambangan minyak bumi yang mempunyai aktivitas mulai dari eksplorasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan dan penjualan yang tidak lepas dari berbagai bahaya.
Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya untuk segala pengaruh aktivitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkungan. Dalam mengambil keputusan pendirian suatu perindustrian, selain keuntungan yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbangkan kelestarian lingkungan.
Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembangunan proyek industri terhadap lingkungan sekitarnya:
Namun, dibalik semua kegiatan pembangunan industri terdapat banyak masalah yang harus di tindak lanjuti. Misalnya saja pencemaran lingkungan sebagai dampak dari proses pertambangan yang umumnya disebabkan oleh bahan yang berupa bahan kimia, fisika dan biologi. Pencemaran ini biasanya terjadi di dalam dan di luar pertambangan yang dapat berbeda antara satu jenis pertambangan dengan jenis pertambangan lainnya. Contoh pertambangan minyak bumi yang mempunyai aktivitas mulai dari eksplorasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan dan penjualan yang tidak lepas dari berbagai bahaya.
Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya untuk segala pengaruh aktivitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkungan. Dalam mengambil keputusan pendirian suatu perindustrian, selain keuntungan yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbangkan kelestarian lingkungan.
Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembangunan proyek industri terhadap lingkungan sekitarnya:
- Evaluasi pengaruh sosial ekonomi dan ekologi baik secara umum maupun khusus.
- Penelitian dan pengawasan lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari sini kita akan mendapatkan informasi mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
- Survey mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan.
- Berdasarkan petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi mengenai kriteria analisa biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengelolaan proyek.
- Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif dari pembangunan proyek industri tersebut, maka buatlah pembangunan alternatif atau dicarikan jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya.
E. Kemungkinan Keracunan Bahan
Logam/Metaloid Pada Industrialisasi
Banyak sekali
kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dalam melkukan pekerjaan disektor
perindustrian, salah satunya adalah keracunan, dalam ulisan ini saya akan
menuliskan keracunan bahan logam/metaloid dalam proses industrialis.
Racun-racun
logam/metaloid beserta persenyawaan-persenyawaannya yang sering terjadi pada
industrialis adalah berasal dari timah hitam, air raksa, arsen,chromium,
berrylium, cadmium, vanadium dan fosfor.
Berikut ini
penjelasan dari beberapa logam yang disebutkan diatas:
1. Timah
hitam
Keracunan
timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan
kadang gejalanya kambuh secara periodik. Kerusakan yang terjadi bisa
bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal.
Progresif pada dewasa).
Timah hitam
ditemukan pada
- Pelapis keramik
- Cat
- Batere
- Solder
- Mainan
Pemaparan
oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam
- Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut
- Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
- Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian
- Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
- Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan
- Minum wiski atau anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam
- Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam
- Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun penekan debu).
- Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.
Serangkaian
gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu
berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu
makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah,
sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa
jarang
terjadi kerusakan
otak.
Pada
anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain
selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan
dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
- muntah menyembur yang berlangsung terus menerus
- berjalan goyah/limbung
- kejang
- linglung
- mengantuk
- kejang yang tak terkendali dan koma.
2. Air Raksa
Air raksa
atau merkuri (Hg) merupakan suatu bahan kimia yang diperlukan dan dipakai oleh
banyak industri seperti industri cat, pestisida, farmasi serta dipakai sebagai
bahan campuran tumpatan gigi yaitu amalgam.
Keracunan
air raksa seperti halnya dengan logam berat lainnya dapat terjadi melalui
berbagai jalan antara lain melalui pernapasan, suntikan serta makanan dan
minuman yang tercemar, ini salah satu bentuk keracunan air raksa yang dapat
terjadi yaitu:
1.
Sebagai akibat air raksa cair atau uapnya
2.
Sebagai akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg-fulmitat
3.
Sebagai persenyawaan air raksa organis
Berhati-hatilah
anda jika anda bekerja dengan menggunakan bahan kimia yang sangat berbahaya
salah satunya air raksa.
3.Arsen
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom
33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk
alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan
sebagai pestisida,
herbisida,
insektisida,
dan dalam berbagai aloy.
Berikut ini
adalah beberapa gejala yang akan ditimbulkan jika anda keracunan arsenik, yaitu
sebagai berikut:
- Kerontokan rambut: merupakan tanda keracunan kronis logam berat, termasuk arsen
- Bau napas seperti bawang putih: merupakan bau khas arsen
- Gejala gastrointestinal berupa diare: akibat racun logam berat termasuk arsen
- Muntah: akibat iritasi lambung, diantaranya pada keracunan arsen.
- Skin speckling: gambaran kulit seperti tetes hujan pada jalan berdebu, disebabkan oleh Keracunan kronis arsen
- Kolik abdomen: akibat keracunan kronis
- Kelainan kuku: garis Mees (garis putih melintang pada nail bed)dan kuk yang rapuh.
- Kelumpuhan (umum maupun parsial): akibat keracunan logam berat
4.
Fosfor
Ada banyak
sekali macam-macam fosfor namun yang sangat beracun adalah dosfor jenis fosfor
putih, dan fosfor ini banyak dipergunakan sebagai bahan pembuatan racun tikus,
racun serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan kembang api.
Akibat dari
keracunan fosfor adalah sangat kompleks bisa menimbulkan kerusakan pada hati,
ginjal, tulang, saluran pencernaan, pendarahan-pendarahan dan bila terhirup ke
paru-paru bisa menimbulkan oedema dan keruakan paru.
Demikianlah
beberapa bahan kimia berbahaya yang dapat saya jelaskan, pesan dari saya
jika anda memiliki pekerjaan yang berkutat dengan bahan-bahan kimia diharapkan
waspada dan berhati-hati dalam mnjalankan pekerjaan anda.
F. Kemungkinan Keracunan Bahan Organis
Pada Industrialisasi
Pada pembangunan
industri sering menggunakan bahan-bahan kimia dalam proses produksi.
Bahan-bahan kimia ini sering sekali mengakibatkan keracunan bagi orang yang
tidak sengaja mengenainya. Bahan-bahan kimia tersebut antara lain HCl, H2S
H2SO4, HNO3. Bahan tersebut biasa digunakan dalam melarutkan cat, vernis,
lemak, oli dan karet. Bahan-bahan diatas ada yang bersifat basa dan asam.
Umunya bahan-bahan ini sering mengakibatkan gangguan pernapasan dan iritasi
pada kulit karena sifat asam yang terkandung dalam bahan tersebut.
Jika limbah dari bahan-bahan korosif tersebut
mencemari lingkungan dan tidak sengaja dikonsumsi warga maka dalam jangka waktu
yang lama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan kulit, mata dan organ tubuh
terutama hati dan ginjal. Bahan- bahan tersebut juga dapat mengakibatkan
kebutaan dan hilangnya kesadaran atau pingsan bila terkena dalam jumlah yang
banyak dan jangka waktu yang sedikit. Maka dari itu kita perlu mengolah
bahan-bahan berbahaya tersebut dengan bijak agar tidak membahayakan lingkungan
sekitar.
Untuk itu, seharusnya pihak perusahaan dalam bidang
industri seharusnya lebih aware lagi terhadap pencemaran yang terjadi di
sekitar lingkungan pabrik. Karena bukan suatu kebenaran bahwa kita meraup
keuntungan tetapi di satu sisi kita menghancurkan lingkungan sekitar,
lingkungan hidup. Apabila hal tersebut terus dilanjutkan maka sudah jelas
pencemaran akan semakin parah tiap tahunnya dan juga semakin merusak sekitar.
Diharapkan perusahaan dapat bekerja sama dengan para aktivis atau kelompok pecinta
lingkungan untuk sama sama saling melakukan hubungan kerja agar didapatkan
solusi yang baik tentang limbah pabrik yang mengurangi dampak pencemaran
lingkungan.
G. Upaya Perlindungan Masyarakat
Sekitar Perusahaan Industri
Kehidupan
masyarakat Desa Cangkringmalang telah mengalami perubahan semenjak adanya
lingkungan industri di desa ini. Adanya lingkungan industri di desa ini
menjadikan kehidupan masyarakatnya menjadi maju. Hal ini terlihat dari cara
bekerja masyarakat desa yang semula bekerja sebagai petani kini beralih pada
usaha bisnis dengan cara mendirikan berbagai macam sarana seperti pertokoan,
pasar swalayan, restoran, warung telekomunikasi, salon dan lainnya untuk
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Dengan adanya berbagai sarana yang ada
di desa ini membuat gaya hidup masyarakatnya menjadi berperilaku konsumtif
dalam memenuhi kenutuhan hidupnya akan barang dan jasa.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang, 2). Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang. Tujuannya adalah : 1) Untuk mengetahui perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang, 2) Untuk mengetahui factor-faktor masyarakat Desa Cangkringmalang berperilaku konsumtif.
Penelitian ini menggunakan metode analisi model interaktif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Cangkringmalang yang tinggal dekat dengan lingkungan industri.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang, 2). Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang. Tujuannya adalah : 1) Untuk mengetahui perilaku konsumtif masyarakat Desa Cangkringmalang, 2) Untuk mengetahui factor-faktor masyarakat Desa Cangkringmalang berperilaku konsumtif.
Penelitian ini menggunakan metode analisi model interaktif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Cangkringmalang yang tinggal dekat dengan lingkungan industri.
H. Analisa Dampak Lingkungan Terhadap
Pembangunan Industri, Pertumbuhan Ekonomi Dari Lingkungan Hidup
Kawasan di sepanjang
Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan
Kecamatan Sukmajaya merupakan wilayah lokasi industri yang tumbuh dan
berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan
pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidaksiapan infrastruktur pada
kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri di daerah sepanjang
JalanRaya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal
ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI
Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor tersebut
hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai kawasan
industri
yang tidak mencemari lingkungan hidup. Lingkungan industri di koridor Jalan
Raya Bogor dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga
kerja pada industri menentukan pola persebaran keruangan (spasial), yang
tercermin pada pengelompokan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala
sedang adalah pengelompokan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam
industri yang jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi
industri ini
yang jumlahnya 100 atau 56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di
sepanjang koridor Jalan Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis
dan Sukmajaya).
Tujuan dari
penelitian ini yaitu:
(1) untuk
mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang;
(2) untuk
mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; dan
(3) untuk
mengetahui hubungan industri sedang dengan lingkungan sosial-ekonomi masyarakat
pekerja industri yang menetap di wilayah penelitian;
Adapun
hipotesis kerja penelitian, adalah:
a. pola
persebaran industri sedang mengikuti pola tata ruang.
b. terdapat
hubungan antara industri sedang dengan lingkungan sosialekonomi masyarakat
pekerja industry yang menetap di sepanjang Jalan Raya Bogor.
Pada
penelitian ini dilakukan penghitungan skala T (indeks tetangga terdekat),
prosentasi penyerapan tenaga kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan
hubungan antara variabel bebas (lingkungan social masyarakat pekerja pabrik)
dan variabel terikat (industri sedang). Pengujian dilakukan dengan metode
statistik koefisien korelasi kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for
windows, yang dilanjutkan dengan pembobotan skoring dari masing-masing variabel
lingkungan sosial (tingkat pendidikan, pendapatan/salary dan kualitas
permukiman) terhadap industri sedangnya. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Lokasi
industri skala sedang di wilayah penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan
Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju
Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju dengan pola keruang/spasial
persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan
ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota
Depok. Berdasarkan hasil perhitungan analysis tetangga terdekat (nearness
neighborhood analysis), adalah sebagai berikut:
a. pola keruangan persebaran industrinya yang
mengelompok (cluster pattern) dengan nilai indeks skala T (0–0,7), terdapat di
wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak;
b. pola keruangan persebaran industrinya yang tidak
merata/acak (random pattern) dengan nilai indeks skala T (0,7 – 1,4), terdapat
di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar;
c. pola keruangan persebaran industrinya yang
merata (dispersed pattern/uniform) dengan nilai indeks skala T (1,4 – 2,1491),
terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug dan Sukamaju.
2. Tenaga
kerja lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat
pendidikan, adalah sebagai berikut: tingkat pendidikan menengah (SLTP/Sederajat
dan SMU/Sederajat) 62,04%, tingkat pendidikan rendah (SD/Sederajat) dan tinggi
(D3 dan SI), tingkat pendidikan sangat rendah atau tidak sekolah mempunyai
jumlah yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industry.
3. Hubungan
antara industri sedang dengan lingkungan sosial-ekonomi masyarakat pekerja
industrinya yang menetap di wilayah penelitan, dirinci berdasarkan variabel
tingkat pendidikan, pendapatan (salary) dan kualitas permukiman, dengan kondisi
:
a) Wilayah Kelurahan Susukan, Tugu, Mekarsari,
Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, dan Cisalak mempunyai nilai total skoring
pembobotan lebih dari sama dengan 7, yang berarti bahwa pada wilayah kelurahan
tersebut terdapat hubungan variabel yang kuat dan positif antara tipologi
lingkungan industry dengan tipologi lingkungan sosial masyarakat pekerja
industrinya.
b) Pada wilayah kelurahan lainnya, seperti Ciracas,
Pekayon, Curug, Sukamaju Baru, dan Sukamaju memiliki nilai total skoring
pembobotan kurang dari 7, yang berarti bahwa wilayah kelurahan tersebut
terdapat hubungan yang agak kuat dan positif antara tipologi lingkungan
industri dengan lingkungan social masyarakat pekerja industrinya.
I. Refrensi
1. Elerning
Gunadarma
8.
http://softskill-naufalpratiknyo.blogspot.co.id/2015/01/masalah-lingkungan-dalam-pembangunan.html